sekarang aku lagi gila ni selalu saja menulis cerita+dialog tapi semoga saja ceritanya nyambung..
ayo dibaca
MY FRIEND GO FOREVER
Aku
Citra Rahayu, aku lahir di Jawa Barat, dan sekarang pindah di Semarang tetapi
sebelum itu aku pindah ke Makassar, dan sekarang aku pindah lagi ke Palembang.
Aku gak tahu kenapa, memang aneh.. aku adalah anak kedua dari dua bersaudara
ayah dan ibuku telah meninggal karena kecelakaan, dan aku sama kakakku tinggal
dengan bibiku di Palembang, hari hariku seperti biasa tetapi sekarang aku
sekolah di Pertiwi, sepertinya sekolah elit dan bagus, tapi masih saja aku
sendiri.
Tapi
tiba tiba aku bertemu dengan teman baru, yang duduk disebelahku Wenda namanya..
sepertinya dia murid baru ia pindahan sama sepertiku, dan dia juga sering
pindah pertama kali aku bicara dengan dia
Citra : hy..
Wenda
: (tersenyum)
Citra
: kamu anak baru ya
Wenda
: iya
Citra
: oh.. aku citra rahayu, temanku memanggilku citra
Wenda
: ferna sawenda, kamu boleh panggil aku ferna atau wenda, tetapi temanku
memanggilku wenda
Citra
: (tersenyum) kamu pindahan ya
Wenda
: iya
Citra
: dari mana ?
Wenda
: aku dulu lahir di Semarang, aku pindah ke Jogja, aku pindah lagi ke
Singapura, dan aku pindah kesini
Citra
: berarti kita sama ya
Wenda
: ya, seperti itulah
(
bel keluar main )
Citra
: wen kamu mau kekantin gak?
Wenda
: boleh juga
Citra
: kewc dulu yok, ada yang mau aku sampaikan
(setelah
di wc)
Wenda
: aw.. (sambil memegang kepala)
Citra
: loh kenapa wen?
Wenda
: aku sedikit pusing, tapi gak papa nanti
Citra
: nian apa wen?
Wenda
: ya.. kamu mau bilang apa?
Citra
: ehm....... karena kamu sudah banyak tertinggal pelajaran, aku bantuin ajarin,
besok kan hari kamis tidak ada les, kerumah aku ya
Wenda
: ehm gak tahu
Citra
: ya sudah ini nomor hape aku (sambil menulis di kertas dan menunjukannya ke
wenda)
(Ayo
kekantin.., mereka pun kekantin dan memesan 2piring bakso)
Citra
: wah sudah bakso kita
Wenda
: sepertinya enak
Citra
: ayok makan
Wenda
: aw. (melepeh bakso)
Citra : kenapa wen?
Wenda
: mungkin aku lagi sariawan
(
bel masuk, merekapun langsung berlari menuju kelas)
Setelah
masuk aku dan wenda fokus untuk mengikuti pelajaran sampai selesai dan pulang,
(malam
hari)
hape ku berdering, ternyata nomor tak dikenal, kuangkat dan mirip suara wenda
hape ku berdering, ternyata nomor tak dikenal, kuangkat dan mirip suara wenda
Wenda
: halo, apakah ini citra
Citra
: iya
Wenda
: ini aku wenda
Citra
: oh.. wenda ya
Wenda
: ya..
Citra
: gimana
Wenda
: aku di bolehin
Citra
: ya sudah besok kita barengan saja ya
(
wendapun menutup teleponnya)
(
keesokannya dirumah ku)
Begini
ya wenda, kalau kita... (tiba tiba kakak ku masuk)
Kak
arun : woy, kamu berdua tu nah makan dulu
Citra
: kakak kog jahat banget.. dia kan sahabatku
Kak
arun : emang aku peduli
Citra
: (sambil teriak) woy arun setiawan. dulu saja pacar kakak kesini aku baik, aku
gak galak dan malah aku tawarkan minum si rina
Kak
arun : rina mana ya
Citra
: pacar kakak
Kak
arun : oh ya
Citra
: kalau gitu metha, ayu dan laras
Kak
arun : sstttt.. jangan keras keras
Citra
: kenapa?
Kak
arun : kesini
(
aku mengintip dan ternyata ada rina, pacar kak arun yang gak tahu ke berapa)
Citra
: ohh ada mba rina, aku kasih tau ah
Kak
arun : jangan dong
Citra
: emang aku peduli
Kak
arun : ok, ak ngalah nah
Citra
: ya sudah, yuk wenda
Wenda
: (tersenyum)
(setelah
makan)
Citra
: kamu lucu deh bila tersenyum
Wenda
: (senyum) apa maksudmu?
Citra
: setiap kamu senyum, ada yang aneh
Wenda
: (tertawa kecil)
Citra
: aku gak tahu loh, tapi di wajahmu terdapat bercak merah yang menyerupai kupu
kupu
Wenda
: (sambil menutup wajahnya)
Citra
: itu lucu, atau kamu tadi lagi gugup ya?
Wenda
: eehmm... gak ah, sudah gak apa, tadi kakak kamu ya
Citra
: ooo yang playboy tadi.. mungkin kakak ku
Wenda
: (sambil melihat jam) nah sudah jam 3
Citra
: ya sudah kamu mau pulang
Wenda
: iya
(wenda
pun pulang dia diantar naik mobil sepertinya supirnya)
Malam
malam wenda menelpon
Citra
: halo wen
Wenda
: mau tidak besok kamu kerumah ku ?
Citra
: boleh
Wenda
: ok besok ya
(sesampainya
dirumah wenda)
Citra
: wah bagus ya rumahmu
Wenda
: makasih
Kami
pun masuk kerumah wenda, dalamnya bagus bangat, halamannya sangat luas, kami
pun menuju kekamar wenda, Setelah wenda mengerti aku pulang, dan aku bangga
sepertinya aku punya bakat jadi guru hahaha (ngarep), hari hariku dan wenda
berjalan dengan baik dan seru, aku sudah menganggap dia bagian dari hidupku
atau bisa dibilang SS (sahabat selamanya tapi bisa juga sahabat sejati),
mungkin wenda juga menganggap ku sahabatnya... tetapi tiba tiba sudah 2 Minggu
wenda tidak masuk sekolah, kata pihak sekolah wenda sakit, tetapi setelah 1
bulan penuh wenda gak masuk sekolah dinyatakan wenda telah berhenti dari
sekolah, aku pergi kerumahnya tetapi tidak ada orang, tertutup dan sepi.
Keesokan harinya aku pergi kerumah dia, aku melihat mobil ayahnya wenda, dan
aku melihatnya lebih dekat dia seperti membawa sesuatu seperti kursi roda..
tapi aku berpikir, untuk apa itu? Apa jangan jangan wenda, aku menghampiri
ayahnya wenda om rendi..
Citra
: om..
Om
rendi : (kaget).. oh sahabat wenda
Citra
: citra om..., wenda mana?
Om
rendi : dia ...
Citra
: apa?
Om
rendi : ehmm.... oh ya mau bantu om tolong bawakan bantal dan guling wenda ya
(sambil menunjuk ke tempat bantal dan guling wenda)
Aku
mengangakat bantal dan guling wenda, aku melihat dibantal wenda terdapat banyak
sekali rambut rontok, mungkin wenda salah makai sampo kali ya? Setelah selesai
om rendi pergi.. tiba tiba aku ditelepon bibiku.. aku pun langsung pulang, bibi
minta aku untuk menemaninya menjenguk temannya
(dirumah
temannya)
Bibi
: ya ampun sudah berapa lama kamu sakit?
Bi
dyah : aku sakit sudah 1 minggu (kelihatan lemah)
Citra
: emang bi dyah sakit apa?
Bi
dyah : bi dyah juga tidak tahu
Bibi
: emang apa tanda tandanya
Bi
dyah : mulai muncul sesuatu dalam diriku seperti aku merasa
lelah dan lemah, Sariawan yang sering muncul, sering mengalami kejang, Kepala terasa sakit,
terjadi penurunan
berat badan, mengalami kerontokan rambut dan
Adanya Bercak merah yang menyerupai kupu-kupu pada wajah.
Bibi : sabar ya dyah
Bi dyah : aku
takut nita
Citra : ehmm,,..
(berpikir)
Bibi : kamu
kenapa citra
Citra :
sepertinya citra kenal dengan gejala tersebut, dan..
Bibi : apa?
Citra : oh.. bi
aku harus pergi (sambil berlari)
Aku menuju ke rumah dan membuka
komputerku serta mencari GOOGLE untuk mencari apa penyakit tersebut dan
ternyata aku tahu apa penyakit tersebut LUPUS penyakit SEUMUR HIDUP aku gak
tahu apa maksudnya tetapi di keterangan ini penyakit ini di derita SEUMUR
HIDUPNYA dan gejalanya adalah merasa lelah dan lemah, Sariawan yang sering
muncul, sering mengalami kejang, Kepala terasa sakit,
terjadi penurunan
berat badan, mengalami kerontokan rambut dan
Adanya Bercak merah yang menyerupai kupu-kupu pada wajah,aku mulai memikirkan
sesuatu yaitu... ha ( kaget) WENDA, aku ingat banget pertama kali kami bertemu
dia merasa pusing, waktu dikantin makan bakso dia melepehkan bakso karena
sering muncul sariawan, waktu dirumahkupun aku pandangin wajah dia dan aku
merasa heran karena ada bercak merah yang menyerupai kupu-kupu diwajahnya, aku
juga ingat waktu aku kerumah dia karena dia tidak masuk ayahnya membawa kursi
roda serta rambut rontok yang aku lihat di bantal dan guling wenda.
aku pun langsung lari keluar rumah dan pergi
kerumah wenda, tetapi rumah wenda sepi/kosong aku melihat kertas sepertinya
tejatuh itu tertulis Ferna Sawenda mengidap penyakit LUPUS, berarti dia benar
sakit, tiba-tiba air mataku jatuh mungkin karena aku telah menganggap wenda bagin
dalam hidupku, di kertas itu juga tertulis RS. Harapan kasih, aku langsung
bergegas kesana,
aku bertanya kepada suster,
aku bertanya kepada suster,
Citra : permisi suster..
Suster : ada apa ya deg?
Citra : suster saya mau nanya pasien
yang bernama Ferna Sawenda, kamar nya dmana ya sus?
Suster : sebentar ya deg saya cek dulu
(sambil membuka buku pasien)
Citra : jadi kamar berapa ya sus?
Suster : oh.. ruang anggrek deg
Citra : oh dimana itu sus..
Suster : adg tinggal lurus belok kanan,
terus lurus saja cari kamar anggrek
Citra : makasih ya suster
Aku langsung lari menuju ruangan wenda,
setelah aku ikuti petunjuknya, aku mencari ruang anggrek dan akhirnya aku
ketemu, aku membuka pintu itu dengan perlahan, akhirnya aku masuk dan aku
melihat papanya wenda nangis dan aku juga melihat wenda yang lagi sekarat
dirumah sakit, aku menghampiri papanya wenda
Citra : om Rendi
Om Rendi : Citra.., loh kamu kog bisa.....
(bingung)
Citra : om.. wenda knapa om?
Om Rendi : (sedih) wenda sakit lupus
sudah lama dia derita, kami selalu pindah untuk menyembuhkan wenda tapi
ternyata kondisinya semakin lemah, om tidak tahu harus berbuat apa?
Citra : sabar om
Setelah itu aku keluar dari rumah sakit,
dan menemui bibiku
(keesokan harinya)
aku tetap saja melihat bangku wenda kosong rasanya menyedihkan sekali
sahabatku sakit, tapi aku berharap dia sambuh agar aku dapat bermain lagi sama
dia, aku selalu berdoa seperti itu pada saat apapun, setelah pulang sekolah aku
langsung menuju rumah sakit karena teman bibi dirawat dirumah sakit tempat
wenda, aku masuk ke kamar itu tapi bibi tidak ada katanya
Bi Dyah : sini dulu, bibi mu lagi keluar
sebentar (berat)
Citra : (tersenyum)
Setelah setengah jam bibipun datang
tetapi wajahnya seperti sedih, aku bertanya
Citra : bi kenapa?
Bibi : bibi mau bilang bahwa..
Citra : apa bi? (heran)
Bibi : wenda
Citra : kenapa sama wenda?
Bibi : dia..
Akupun langsung keluar dari kamar bi
dyah tanpa menutup pintu tetapi posisiku di depan pintu kamar bi dyah yang
terbuka karena aku melihat seseorang yang dibawa memakai tempat tidur yang
didorong dan tertutup oleh kain, aku mengamatinya dari kejahuan, setelah
mendekat ke aku, aku bilang stop, tempat tidur itupun berhenti, perlahan lahan aku membuka kainnya ternyata aku terkejut..
Citra : ohh wendaa
Bibi menatapku didalam ruangan bi dyah,
om rendipun muncul dengan air matanya membasahi pipi akupun mau menangis, tanpa
terasa air mataku menetes, aku berlari memeluk bibi dan menangis
Citra : (menangis)
Bibi : sabar ya citra
Citra : wenda (menangis)
Aku hanya bisa menangis karena sudah
melihat sahabatku sudah tiada.......